Kolaborasi adalah bentuk kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih atau antarorganisasi (bisa lebih dari satu) dengan tujuan jangka pendek. Biasanya, kolaborasi berbasis projek dan salah satu pihak yang memimpin proyek tersebut. Kolaborasi adalah salah satu strategi marketing yang menarik karena terdapat beragam manfaat bagi kedua belah pihak yang memutuskan untuk berkolaborasi. Manfaat kolaborasi antara lain adalah:
1. Menghasilkan inovasi produk.
2. Mendorong batas-batas yang dimiliki kedua brand, sehingga menjadi lebih baik.
3. Memperkenalkan brand ke pasar yang baru.
4. Memunginkan cross-selling.
Jenis kolaborasi tidak hanya ada satu, loh. Akan tetapi, terdapat beberapa jenis kolaborasi yang dapat brand kamu pilih, antara lain adalah:
1. Aliansi strategis
Bentuk kolaborasi aliansi strategis mengombinasikan sumber daya yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkolaboarsi. Dengan demikian, mereka saling melengkahi kekosongan sumber daya di masing-masing pihak dan menghasilkan inovasi.
Contoh dari kolaborasi aliansi strategis adalah kolaborasi Citilink dan JD.ID pada 2018. Kolaborasi ini memungkinkan para penumpang untuk berbelanja sebelum penumpang berada di dalam penerbangan melalui layanan online Citilink Store yang bekerja sama dengan aplikasi JD.ID.
2. Portofolio
Salah satu jenis kolaborasi yang lazim dipraktikkan dalam dunia bisnis adalah portofolio. Kolaborasi portofolio merupakan bentuk kolaborasi setelah pihak-pihak aliansi strategis. Setelah mengetahui keberhasilan dari kolaborasi sebelumnya, mereka ingin mengembangkan kolaborasi baru untuk tetap mendapatkan keuntungan.
3. Jaringan inovasi
Umumnya, para kolaborator yang memilih jenis kolaborasi mereka jaringan inovasi adalah perkembangan dari portofolio. Melalui jaringan inovasi, para kolaborator memanfaatkan inovasi kolaborator lainnya untuk mengisi kekurangan mereka.
4. Ekosistem
Kolaborasi jenis ini merupakan kolaborasi jangka panjang, berbeda dengan kolaborasi-kolaborasi yang telah disebutkan di atas. Dalam kolaborasi ekosistem, ada ketergantungan yang kuat di antara para kolaborator.
Salah satu contoh dari bentuk kolaborasi dua brand internasional adalah kolaborasi yang dilakukan oleh H&M dan Balmain pada 2015 lalu. H&M merupakan fast fashion dari Swedia dan Balmain adalah luxury fashion house Prancis. Creative director yang bertanggung jawab atas kolaborasi ini Olivier Rousteing yang merupakan creative director Balmain. Beberapa koleksi dari kolaborasi H&M dan Balmain adalah jaket tuksedo, jumpsuit monokrom, mantel bulu, celana satin, serta aksesoris dengan ornamen serta bold designs khas Balmain.
Dalam campaign H&M X Balmain, mereka memakai model-model yang terkenal seperti Gigi Hadid, Kendall Jenner, dan Jourdan Dunn. Campaign ini menunjukkan sikap percaya diri, futuristik dan megah secara effortless. Mereka merilis foto-foto serta video campaign sebelum merilis koleksi, dan hasilnya beberapa koleksi H&M X Balmain laku keras.
Melalui kolaborasi dua brand yang memiliki target audience berbeda ini, masing-masing brand dapat memperluas pasar. Kolaborasi ini menghasilan koleksi yang inovatif sebab mengombinasikan ciri khas dua brand yang berbeda menjadi di bawah satu arahan. Dengan kolaborasi, mereka menggabungkan sumber daya kedua brand antara lain menggunakan creative director dari Balmain dan bisa saling dukung untuk pemasaran.
Kalau Stellars ingin belajar lebih dalam mengenai business collaboration, kamu bisa bergabung di Stellar Learning Event “Tips & Trick to Grow Your Business wih Collaborations” pada 31 Mei 2023 pukul 18.30 - 20.00 WIB via Zoom. Kelas online ini akan diisi oleh Laras Anggraini, co-founder dan CEO Smitten by Pattern. Untuk mengikuti Stellar Learning Event, kamu bisa daftar melalui link di sini https://www.gostellarw.com/slexsmittern-form.
