top of page
  • Writer's picturestellarw

1-on-1 Mentorship: Belajar Menjadi Leader Sesungguhnya dengan Sheila Wijayanti



Hai Stellars, tahukah kamu bahwa memiliki seorang mentor dalam perjalanan bisnismu adalah hal yang sangat penting? Dengan memiliki mentor, kamu akan mendapatkan teman cerita yang memberikan arahan agar kamu dan bisnismu menjadi lebih baik lagi. Karena itulah Stellar Women membuka program 1-on-1 Mentorship yang akan memungkinkan Stellars untuk mendapatkan arahan yang tepat bagi pribadi maupun bisnismu. Untuk info lebih lengkap, kamu bisa mengunjungi https://www.stellarw.com/mentorship


Dalam Stellar Women 1-on-1 Mentorship terdapat dua program yang bisa kamu pilih. Setelah mendaftarkan diri, kamu akan diarahkan kepada mentor yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Salah satu profesional yang akan menjadi mentor adalah Sheila Wijayanti, Career Development and Leadership Coach. Bersama Sheila, kamu akan belajar bagaimana tips menjadi leader yang akan membangun tim dan mencapai tujuan bisnismu. Yuk kenalan dengan Sheila lebih dekat melalui perbincangan kami berikut.

.

Hai Sheila, boleh diceritakan bagaimana perjalanan karir kamu sampai menjadi Certified Executive Coach?


Perjalanan karier saya dimulai dari dunia perhotelan, kenapa awalnya pilih perhotelan karena awalnya saya ga pengen bekerja konvensional di kantor dan pengen terekspos dengan orang-orang dari mancanegara. Dengan bekerja di hotel ini saya bisa bekerja di luar Indonesia dan merasakan tinggal di luar negeri, contohnya di Singapura dan Australia. Saya sempat bekerja di kedua negara tersebut sebelum akhirnya menetap di Indonesia.


Setelah pulang dari Melbourne, Australia, saya memilih karier di bidang Sales, karena ketika sebagai receptionist di hotel, record penjualan saya puji Tuhan selalu tinggi dan konsisten.


Nah dari sini saya merasa, mungkin bisa lebih berkembang jika saya berkarier di bidang Sales. Puji Tuhan sekembalinya ke Jakarta, diberikan kelancaran mendapatkan pekerjaan di bidang B2B Sales, mulainya dari Sales oli dan pelumas, kemudian menjadi B2B International Sales dan dipercaya menggarap pasar Amerika, Australia dan Jepang.


Di bidang sales ini, saya banyak sekali dapat pelajaran dan pengalaman bukan hanya tentang pengembangan bisnis, tapi juga tentang ilmu manusia: kepemimpinan, people skill, cara berkomunikasi, relationship building, managing team, problem solving dan banyak lagi. Semakin dijalani setelah tahun ketujuh saya menjadi Sales, rasanya kok saya lebih tertarik membangun manusia dibanding membangun bisnis.


Dari sini saya mulai deh ambil kelas dan sertifikasi seputar pengembangan SDM, mulai coba menulis modul pembelajaran, mulai mengadakan kelas seputar people development. Sampai akhirnya memutuskan untuk full time dibidang Coaching dan Training pada Mei 2022 sampai sekarang.


Apa yang menginspirasi kamu untuk menjadi menjadi Certified Executive Coach?


Empower and enable people itu jadi motivasi utama saya. Karena hambatan utama kita sebenarnya itu bukan situasi dan kondisi kita. Hambatan utama kita itu sebenarnya adalah diri sendiri. Cara berpikir kita, keyakinan kita yang salah tentang diri kita, kecenderungan kita melihat apa yang orang lain punya dibandingkan dengan apa yang kita punya. Padahal kita itu sudah diperlengkapi dengan semua yang kita butuhkan untuk sukses di jalan kita masing-masing.


Banyak sekali contoh nyata orang-orang yang berawal dari 0, bahkan minus tapi bisa jadi orang besar, bermanfaat dan sukses dalam hidupnya.

Selama kita bisa sabar dalam berproses, mau belajar terus, dan bisa all in dengan seluruh usaha kita, ga ada yang ga bisa kita capai. Dan saya ingin agar orang lain yakin dengan hal ini dan yakin dengan diri mereka sendiri.


Dari sudut pandang kamu, skill apa yang terpenting untuk dimiliki seorang leader? Dan bagaimana skill tersebut akan berdampak pada tim dan bisnis?


Seorang leader itu harus punya visi dan prinsip. Orang dengan visi itu hidupnya akan lebih terarah, karena dia tau apa yang jadi tujuannya maka itu dia akan fokus untuk membangun langkahnya ke arah sana.


Sedangkan prinsip, prinsip inilah yang jadi seperti “wasitnya” buat diri kita sendiri. Apa yang jadi moral compass kita, core value kita sebagai seorang manusia. Apa yang boleh, apa yang tidak boleh. Apa yang bisa, apa yang tidak bisa, harga apa yang harus dibayar, hal apa yang tidak bisa dibayar dengan harga berapapun.

Leader dengan visi bisa mengarahkan orang-orangnya menuju visi tersebut, tau apa yang dibutuhkan untuk mencapai visi tersebut, dan menerjemahkan visi tersebut ke masing-masing bagian dalam perusahaannya. Dan yang paling penting, menginspirasi orang-orang dengan tindakan dan kerja nyata sehingga orang-orang bisa belajar dari leadernya.


Prinsip seorang leader, akan jadi culture yang diturunkan dari leader dan diikuti oleh orang-orangnya. Ini juga yang menjadi tugas seorang leader yaitu menyiapkan tanah yang subur supaya benih terbaik bisa berkembang di dalamnya. Karena sebaik apapun kualitas benih, kalau tanahnya gersang dan ga menunjang pertumbuhan benih, benih itu ga akan bisa bertumbuh.


Dalam rangka Mental Health Awareness Month, menurut kamu apakah kesehatan mental tim adalah sesuatu yang penting? Bagaimana tips menjaga kesehatan mental tim di tengah tuntutan target?


Tentu sangat penting. Saya rasa seorang leader itu perlu memikirkan pertumbuhan orang-orangnya. Jauh sebelum bicara target, sebagai seorang leader kita juga perlu paham kapasitas dan potensi masing-masing orang. Seperti dalam pertandingan olahraga, seorang coach tau mengalokasikan pemain apa di posisi mana. Kemudian jenis pelatihan dan stimulan apa, yang dibutuhkan supaya pemain itu bisa maksimal di posisi tersebut.


Paham juga kapan saatnya kita push orang kita untuk lebih agresif, kapan saatnya untuk berhenti dan mengevaluasi. Harus jelas mengkomunikasikan ekspektasi sehingga timnya tau apa yang diharapkan daripadanya.


Harus punya waktu untuk mengevaluasi dan menyamakan persepsi kembali. Disinilah pentingnya kehadiran seorang leader, sehingga tim ga merasa ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja.


Leader itu juga mirip seperti parents. Di satu sisi harus menyiapkan dan memberikan ruang bagi timnya untuk bertumbuh. Tapi di sisi lain harus bisa tegas memberikan konsekuensi jika diperlukan.


Ada tim yang bisa diberikan kebebasan karena tim tersebut bisa bertanggung jawab dan kreatif dengan kebebasan yang diberikan. Tapi ada juga tim lain yang perlu belajar tentang konsekuensi dan tanggung jawab dulu, baru bisa diberikan kebebasan. Never use one size fits all approach so that your people will feel heard and seen.


Sebagai leader kita sering menemui berbagai macam karakter orang. Jika dalam sebuah tim terdapat karyawan yang potensial namun memiliki masalah kesehatan mental, misalnya anxiety, bagaimana seorang leader bisa memaksimalkan potensi karyawan tersebut?


Kesehatan mental itu kan bagian dari seorang manusia ya. Jangan dipandang jadi sesuatu yang tabu atau di lain sisi juga jangan dipandang enteng.


Ketika bicara anxiety atau kecemasan dan kekhawatiran ya, ini perlu diperhatikan kadarnya seperti apa, apakah perlu pendampingan tenaga medis dan terapi, atau berupa kecemasan pada umumnya ketika berada di sebuah situasi kondisi, serta bagaimana dampak anxiety ini terhadap performa dan output pekerjaan.


Dalam kapasitas kita sebagai leader di tempat kerja, kalau kita melihat seorang tim yang potensial tapi kita melihat ada kecenderungan anxiety atau kecemasan dan kekhawatiran ketika melakukan tugas yang diminta dan itu jadi menurunkan performanya, jangan tunda untuk ajak tim tersebut berbicara empat mata. Berikan tim ruang aman untuk mengutarakan apa yang jadi kendala.


Setelah kita memahami apa yang jadi kendala, sebagai seorang leader yang hadir, tentunya kita juga harus memberikan pendampingan bagi si tim untuk bisa mengatasi rasa cemasnya. Misal dari sisi skill dan knowledge, memberikan ruang untuk trial and error, memberikan apresiasi atas progress yang dicapai.

Sehingga ada emotional support yang bisa dirasakan oleh tim. Nantinya ini akan membantu dia untuk jadi lebih yakin dengan dirinya sendiri dan bisa mengatasi rasa kecemasannya.


Stellar Women memiliki program 1-on-1 Mentorship. Apa alasan kamu bergabung sebagai mentor dalam program tersebut?


Kembali lagi ke motivasi utama saya, membantu orang lain menemukan potensi yang terbaik dalam dirinya. Utamanya seorang perempuan ya, masih sering sekali termarjinalisasi. “Dibuat merasa kecil dan tidak mampu” hanya karena gendernya. Padahal dengan kapasitas dan kelebihan seorang wanita, banyak sekali yang bisa digapai dan nantinya bisa menurunkan value dan nilai moral yang sangat berharga bagi generasi berikutnya.


Stellar Women memberikan wadah bagi para perempuan untuk saling belajar, saling menginspirasi dan bagi saya sebuah kesempatan yang baik untuk bisa berkontribusi sekaligus belajar dari para perempuan hebat yang ada di Stellar Women.



NOTES FOR STELLARS!


Ingin mencari teman sesama wanita karir atau entrepreneur wanita? Ayo gabung menjadi member Stellar Women GRATIS!


Kamu akan menemukan teman baru sesama wanita karir dan entrepreneur wanita untuk saling berkoneksi, berkolaborasi dalam bisnis, bertukar informasi, saling berkeluh kesah, dan menyemangati satu sama lain.


Daftar membership Stellar Women GRATIS dan dapat BANYAK BENEFIT!


Klik tombol di bawah untuk cek seluruh benefitnya!


BACA JUGA:




MUST WATCH VIDEO!

KALO GAK JADI ENTREPRENEUR, MAU JADI APA? Q&A WITH SAMIRA & ALIYA| Stellar Women #MTFPodcast

 

Ingin lihat konten lain dari Stellar Women yang gak kalah menarik?

KLIK TOMBOL DI BAWAH INI YAA!



Tentang Stellar Women:


Stellar Women adalah komunitas perempuan yang mendukung para wanita agar menjadi perempuan berdaya untuk mencapai tujuan hidupnya. Stellar Women berkomitmen untuk mendukung perempuan dalam bidang bisnis dan skill professional. Kami menyediakan kelas online, webinar, mentorship, kelas bisnis, dan juga forum.

Kini, Stellar Women telah menjadi komunitas bisnis khusus wanita yang menjadi tempat bagi mereka untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan berjejaring dengan 10.000+ perempuan lainnya di seluruh Indonesia. Gabung sekarang bersama kami!



94 views0 comments
bottom of page