top of page
  • Writer's picturestellarw

Jago di Data Analytics, Kiki Rizki Amalia Firstat Dukung Pebisnis Perempuan Indonesia



Hi Stellars! Perkenalkan Kiki Rizki Amalia, Co-Founder Firstat Indonesia yang mulai membangun bisnis sejak November 2022. Kiki akan berbagi pengalaman sebagai women leader dan juga entrepreneur. Bagaimana perjalanan membangun bisnis, berbagai tantangan yang menghadang, serta cara mengatasinya. Berikut interview yang telah Stellar team lakukan dengan Kiki Rizki Amalia.


What inspired you to start your own business?


Dulu kenapa sih aku pengen mulai bisnis aku, awalnya aku start sebagai pekerja,karyawan di sebuah institusi. Kemudian one day aku mendapat insight kalau aku suatu hari mati dan ditanya sama Allah, "Aku udah ngasih kemampuan ini kamu pakai untuk apa?" Terus aku mungkin jawab "Dipakai untuk mengerjakan Excel tiap bulan."


Nah di situ aku ngerasa kalau aku telah menyia-nyiakan apa yang Allah telah kasih ke aku. Jadi aku pengen benar-benar lebih utilize apa yang aku punya di bidang data analisis untuk membantu bisnis-bisnis di Indonesia terutama bisnis yang dimiliki oleh perempuan. Aku pengen ngebantu supaya mereka bisa mendapatkan the best performance mereka melalui kemampuan aku.


Can you share a challenging moment in your entrepreneurship journey and how you overcame it?


Challenge pertama, karena aku sendiri nggak punya basic bisnis. Background pendidikan aku bukan bisnis. Jadi itu challenge yang pertama aku ngerasa masih kurang banget dalam lead sebuah bisnis. Kemampuan apa saja yang aku butuhkan untuk aku bisa membangun bisnisku. Jadi yang aku tahu cuman bisnis itu, cari klien dan jual. Ternyata di balik itu ada banyak hal. Ada leadership buat memimpin teman-teman, ada marketing karena ternyata sales nggak langsung datang dengan sendirinya. Kita butuh marketing dan ternyata aku belum punya ability itu. Jadi entrepreneur itu justru perlu punya semua kemampuan malah. Salah satu cara yang aku lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan join Stellar Women ini. Di sini aku bisa belajar banyak banget. Belajar berbagai kemampuan yang aku butuhkan untuk mendukung aku menjadi entrepreneur, plus di sini aku bertemu teman-teman womanpreneur yang bisa saling menguatkan, saling curcol dan aku benar-benar dapat teman di sini. Jadi masuk Stellar Women benar-benar hal yang sangat membantu aku menghadapi challenge tersebut.


Sebagai women leader apa obstacle yg kamu temukan dan gimana caranya kamu overcome?


Honestly, kadang aku ngerasa nggak didengar. Sebagai perempuan kadang-kadang partner bisnis aku sendiri bilangnya "Oh kamu mungkin melakukan itu karena lagi PMS atau kamu lagi sensi aja." Padahal aku merasa being objective dan kadang hal yang aku sampaikan itu benar menjadi kenyataan. Nah aku kemarin nonton film Barbie dan di situ ada yang menyuarakan banget tentang perempuan, bahwa perempuan itu dituntut untuk tegas tapi tidak terlalu tegas. Perempuan dituntut untuk pengertian tapi tidak boleh terlalu lembek. Perempuan dituntut untuk bisa berbagai macam. Akhirnya aku menyadari bahwa perempuan itu benar-benar perlu untuk balance banget. Gimana bisa memposisikan diri untuk tetap tegas dan tetap disiplin, tapi tetap ada unsur keibuannya. Karena ada penelitian bahwa ketika suatu perusahaan terdapat perempuan di jajaran C-level perusahaan itu, justru lebih bagus secara performance. Di situ aku mulai merasa bahwa perempuan ini memang dengan sentuhannya itu bisa mendapatkan insight yang tidak selalu didapat oleh pikiran-pikiran yang terlalu logic. Seperti menghadapi klien juga menggunakan hati kan perempuan banget. Jadi metode-metode yang feminin ini agak kurang dipercaya sama partner aku yang cowok, tapi kita bisa buktikan ketika memberikan result. Bahwa sometimes kita harus pakai hati lho.


Langkah apa kamu ambil untuk tetap terinspirasi dan termotivasi untuk tetap menjalankan bisnis?


Langkah yang biasanya aku ambil untuk stay motivated, yang pertama adalah menurut aku stay motivated is my own responsibility. Jadi aku memang perlu melakukan sesuatu. Nah salah satu hal yang biasanya aku lakukan adalah mencari seminar-seminar atau learning yang berkaitan dengan womenpreneur. Seperti kemarin aku baru ikut seminar yang pembicaranya juga teman Stellars dan itu benar-benar memotivasi aku banget karena pembicaranya semua perempuan. Melalui seminar itu aku merasa bahwa aku tidak sendiri. Setidaknya di satu titik aku perlu merasakan bahwa aku tidak sendiri.


Dengan begitu biasanya sangat menguatkan aku. Kemudian juga aku baca buku untuk bisa mendapatkan motivasi lagi. Karena motivasi itu kan naik turun, jadi menurut aku ketika lagi turun itu adalah tanggung jawab aku untuk mencari motivasi.


Tips apa yang bisa kamu berikan untuk perempuan yang sedang prepare their first business?


Yang pertama menurut aku adalah support system. Dulu aku tidak yakin bahwa itu adalah penting, tapi ternyata support system penting banget. Ibaratnya perempuan memulai bisnis itu kayak kamu berenang melawan arus di sebuah sungai. Meskipun sekarang sudah 65% UMKM dilead oleh perempuan, tapi tetap untuk perusahaan besar masih sekitar 3% yang di-lead perempuan. Nah support system itu yang kayak menemani ketika kamu berenang sendirian. Kalau berenang sendirian itu mungkin berat tapi kalau berenangnya bareng-bareng dengan support dan komunitas kamu itu lebih kuat. Kayak satu lidi untuk nyapu itu nggak bisa, tapi satu ikat lidi sangat berguna untuk nyapu.


How do you approach decision making in your business?


Oke ini terkait banget dengan bisnis aku. Jadi di firstat ini menggunakan data driven decision making. Jadi memang aku anak data, sehingga cara aku mengambil decision through data. Bahkan ketika aku mau bikin sebuah website aku ngumpulin analisis kompetitor untuk mendapatkan data-data dari kompetitor. Aku menggabungkan data itu, untuk mencari niche dan mencari apa yang belum diterapkan oleh kompetitor. Di situlah aku akan muncul untuk menjadi unique value website aku.


Boleh share menurut kamu, seberapa penting data?


Menurut aku data itu super penting banget. Dari skala 1 sampai 100 nilainya 100. Tapi bukan berarti ketika ditanya apa saja yang penting dari sebuah bisnis, jawabannya 100% data. Itu nggak juga. Tapi kalo ditanya seberapa penting data? 100% penting. Kenapa pentingnya, karena dari awal membuat sebuah bisnis pasti menggunakan data. Contoh kita punya produk, cocok nggak produk tersebut dengan market? Itu kita menggunakan data market validation.


Kemudian ketika kita mendapat feedback klien pertama, bisa menjadi data buat kita tahu sebagus apa service kita. Apapun itu setiap step dalam bisnis kita bisa digali datanya dan data itu bisa kita pakai untuk bikin keputusan kita di masa depan.


Kenapa tertarik join Stellar Premium Membership?


Pertamanya aku ikut Stellar Power Accelerator. Aku merasa bahwa meskipun itu event berbayar, tapi bayaran yang aku berikan benar-benar sangat murah. Aku mendapatkan lebih banyak dari apa yang aku bayarkan. Sampai aku bingung, ini sebenarnya Stellar bisnis atau bukan sih. Karena aku ngerasa kok mereka give more than what I pay. Akhirnya aku tahu bahwa Stellar Women ini tidak sekedar bisnis tapi sesuai dengan tagline mereka bahwa mereka mau support womanpreneur. Aku merasa bahwa Stellar Women mau membantu perempuan untuk sukses di bisnisnya masing-masing. Bukan sekedar nyari duit tapi bener-bener tujuannya itu. Di situ aku merasa tersentuh banget. So far, sampai sekarang aku puas banget jadi anggota premium membership Stellar Women. Aku bisa mendapatkan teman-teman baru yang suportif banget, dapat banyak pengetahuan baru, dan merasa di-support banget. Akhirnya aku merasa tidak sendiri untuk menjalani journey bisnisnya aku.


Apa kritik dan saran untuk Stellar Women?


Lebih banyak program seperti event social hour yang mungkin lebih diseringin diadakannya. Lebih banyak lagi program-program yang bisa mendekatkan antaranggota.







BACA JUGA:




MUST WATCH VIDEO!

CLAIMING YOUR POWER AS A WOMAN ENTREPRENEUR WITH RAISSUDIN DINA | Stellar Women #MTFPodcast

 

Ingin lihat konten lain dari Stellar Women yang gak kalah menarik?

KLIK TOMBOL DI BAWAH INI YAA!





20 views0 comments
bottom of page