top of page
  • Writer's picturestellarw

Serba-Serbi Womenpreneur: The Future of Fashion Design

Updated: Oct 13, 2021

Untuk kamu yang memiliki ketertarikan untuk membangun atau sedang menjalankan bisnis di bidang fashion, maka kamu berada di tempat yang tepat! Pergerakan tren fashion di Indonesia bahkan di dunia tentulah sangat dinamis, maka dari itu kita harus menjadi pribadi yang agile dan adaptif ketika ingin membangun bisnis fashion impian kita. Di masa yang sudah sangat canggih ini, tentunya kita akan lebih mudah mendapatkan informasi dan makin cepat tanggap dan beradaptasi kepada perubahan tren yang bisa dibilang sangat rapid ini ke kehidupan pribadi dan juga bisnis kamu. Penasaran soal tren masa yang akan mendatang? Langsung aja kita simak bersama!


The Shift of Behavior during Pandemic

Selama pandemi ini, pergerakan tren fashion pun juga mengalami perubahan yang cukup drastis dibanding dengan sebelum pandemi berlangsung, dan mungkin perubahan ini pun akan berjalan dalam periode waktu yang lama menjadi masa depan fashion di dunia. Hal ini terjadi karena beberapa faktor-faktor perubahan secara mindset, situasi, dan lingkungan kita yang jika dirincikan akan terbagi menjadi 4 faktor utama yaitu:

  • Stay at Home : Lebih mengutamakan kenyamanan karena rutinitas lebih banyak di rumah & adanya fear of infection. Jadi, sebagai pemilik bisnis fashion, pastikan produk yang kamu jual memiliki value nyaman dipakai dan packing steril serta aman.

  • Avoiding Health Risk : Menghindari produk yang beresiko untuk menurunkan kesehatan. Jadi, sebagai pemilik bisnis fashion, pastikan produk kamu tidak mengandung bahan yang menyebabkan iritasi / alergi.

  • Economic downturn : Keinginan masyarakat untuk membeli barang menurun, banyak retail yang mengalami penurunan drastis dalam sales. Jadi, sebagai pemilik bisnis fashion, harus menyikapinya dengan mengeluarkan inovasi yang baru yang sistemnya lebih long-term ataupun dengan mengurangi suplai di era tersebut.

  • Digital Mindset : The New Normal Mindset, semua aktivitas berubah menjadi online-based. Jadi sebagai pemilik bisnis fashion, mungkin ini saatnya untuk kamu untuk membuka toko Anda secara online via marketplace dan mulai melakukan promosi lewat sosial media.

(Source: dw.com)

Global Warming & Environmentally Conscious

Seiring dengan berkembangnya industri dan bisnis secara mendunia, pengunaan sumber daya alam secara terus menerus, bumi makin lama makin memanas, dan uncullah fenomena global warming ini. Perubahan iklim yang sangat drastis, kutub mencair, dan hewan-hewan yang kehilangan habitatnya membuat kita tersadar bahwa sekarang saatnya untuk memperbaiki gaya hidup kita dengan mulai lebih peduli terhadap lingkungan. Begitu juga dengan aksi kecil yang bisa kita lakukan dalam keseharian kita dalam kebiasaan membeli kita dan menjual sebagai seorang pelaku bisnis, yaitu dengan:

  • Responsible / sustainable design dengan memilih material yang tepat untuk melakukan produksi

  • Recycle / Upcycle / Downcycle / Precycle barang yang telah dipakai di dalam kehidupan pribadi maupun sisa-sisa bahan produksi dalam bisnis

  • Zero waste & modular design, melalui kampanye ini kita telah membantu mempromosikan pengaplikasian sustainable fashion dalam business model kita

(Source: immago.com)

Slow Fashion vs Fast Fashion

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan bumi kita ini, semakin berkembangnya perubahan gaya hidup dan preferensi ddari masyarakat, khususnya di dalam bidang fashion sendiri. Dalam perkembangannya, konsumen ketika ingin membeli suatu produk lebih memilih produk yang mendukung slow fashion, yang merupakan praktik dalam fesyen yang didasari atas produksi dan pemakaian pakaian dalam rentang waktu yang lama, daya tahan dan kualitas yang tinggi, proses produksi yang beretika serta ramah lingkungan. Maka dari itu, jika kamu ingin membangun suatu brand fashion, mulailah aplikasikan ini:

  • Artisanal production, memproduksi pakaian dengan tangan dan hati-hati (handmade products)

  • Bespoke / Customer Designs, membuat produk berdasarkan keinginan dari customer (made by order) dengan design yang bisa di-customize sesuai dengan personality / size customer.

(Source: .thailandtatler.com)

Dari sisi fashion sendiri, kita tidak perlu tertekan memikirkan kuantitas konsumen bisnis kita terlebih dahulu, tetapi seharusnya kita memiliki tujuan untuk mengajak masyarakat supaya lebih menyeleksi dalam pembelian. Pastikan barang yang dibeli oleh konsumen memiliki value for money, kualitas yang baik, desain yang lebih longlasting, dan versatile.


24 views0 comments
bottom of page