stellarw
Pandemi Berakhir, Bisnis Akan Lebih Untung Bila Karyawan WFO atau WFH?
Kasus covid-19 di Indonesia nampaknya sudah mulai mengalami penurunan yang signifikan nih Stellars. Terhitung sejak 18 April 2022 - 09 Mei 2022, Indonesia memiliki jumlah penambahan kasus baru di bawah 1000 kasus per-minggu.
So, menurutmu apakah lebih baik meminta kembali karyawan WFO? atau justru tetap menerapkan WFH? Simak pertimbangan keduanya di bawah ini yang akan lebih menguntungkan untuk bisnismu!

Lebih Baik WFO atau WFH?
Baik WFO dan WFH keduanya memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Untuk mempertimbangkannya, kita akan membedah keuntungan dan kelemahan dari WFO & WFH berdasarkan 4 aspek, yakni alur komunikasi, beban biaya operasional, jam kerja, dan indeks kebahagian karyawan:
1. Berdasarkan Alur Komunikasi:
Tidak bisa diragukan lagi bahwa berkomunikasi secara tatap muka lebih baik dibandingkan melalui telepon genggam. Terutama ketika sedang melakukan meeting.
Nah, bila bisnismu membutuhkan alur komunikasi yang langsung dan serba cepat, maka lebih baik untuk menerapkan WFO dibanding WFH. Hal ini untuk mengurangi adanya miskomunikasi dan hambatan komunikasi.
Tapi bila bisnismu tidak membutuhkan komunikasi yang begitu
2. Berdasarkan Beban Biaya Operasional
Biaya operasional ada fix cost yang tidak bisa kamu hindari setiap bulannya. Tentu biaya tersebut akan selalu ada meskipun kantormu libur.
Tapi, bila kamu lebih memilih untuk meminta karyawan WFH, tentu beban biaya operasional yang dikeluarkan bisa berkurang bukan?
Setidaknya ada 5 beban biaya operasional yang bisa kamu tekan bila memutuskan untuk meminta karyawan tetap WFH, yaitu:
a. Biaya listrik
b. Biaya wifi
c. Biaya air
d. Biaya sewa kantor
e. Biaya snack/camilan di kantor
f. Biaya peralatan administrasi kantor (laptop, kertas, alat tulis, tinta, dll)
5 biaya diatas bisa kamu tekan bila memilih untuk menerapkan aturan WFH seterusnya, mengingat jumlah karyawan yang menggunakan fasilitas kantor semakin sedikit bukan?
Maka bisa dikatakan menerapkan WFH akan lebih menguntungkan dibandingkan WFO bila dilihat dari aspek beban biaya operasional.
3. Berdasarkan Jam Kerja

Saat bekerja WFH, pekerja memiliki jam kerja yang lebih fleksibel sehingga mereka lebih berorientasi untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai kuantitas yang diminta. Tidak jarang pekerja pun lebih senang untuk menumpuk pekerjaannya dalam satu waktu agar bisa terselesaikan seluruhnya.
Sedangkan pada saat WFO, pekerja harus mengikuti jam kerja yang lebih ketat serta datang dan pulang sesuai waktu yang ditentukan. Hal ini tentu menyebabkan pekerja cenderung lebih sering mencicil pekerjaan mereka dan berprogress setiap hari.
Nah bila kamu lebih nyaman untuk memantau pekerjaan karyawan, maka lebih disarankan untuk menerapkan WFO. Dengan begitu kamu bisa melihat mereka berprogress setiap harinya.
Sedangkan bila kamu sudah cukup yakin dengan kinerja karyawanmu, maka menerakan WFH juga bukan hal yang buruk kok. Asalkan pekerja tetap bisa menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai kuantitas yang diminta dan sesuai deadline yang ditentukan.
4. Berdasarkan Indeks Kebahagiaan Karyawan
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Arkadia Works & Vinoti Office pada April–Mei 2021 dalam “Workplace Survey After Pandemic”. Ditemukan bahwa 75,5% responden lebih memilih peraturan kerja hybrid (campuran WFO dan WFH), 14% pekerja memilih WFH, dan 9,7% pekerja memilih WFO.
Faktanya, dari 1.313 responden, mayoritas pekerja memilih opsi hybrid dan full-WFH dikarenakan ingin lebih terhindar dari risiko tertular virus (79,2%) dan lebih fleksibel bekerja dari manapun’ (69,2%).
Namun, memilih hybrid dan WFH juga tentu memiliki dampak buruk yang dirasakan oleh para pekerja. Menurut responden, mereka merasa bahwa bekerja WFH memiliki kekurangan antara lain tidak ada interaksi sosial’ (67,2%), jam kerja tidak teratur (52,3%) dan ruang kerja tidak kondusif (51,9%).
Bila dilihat berdasarkan level jabatan kerja, pada level Senior Management, mayoritas 78,3% responden memilih bekerja secara hybrid (campuran WFH dan WFO). Sedangkan 6,02% responden memilih WFO dan 15,6% memilih WFH.
Sedangkan bila dilihat dari lokasi wilayah kerja di Jabodetabek, mayoritas 77,8% responden lebih memilih bekerja secara hybrid (campuran WFH dan WFO), 7,47% memilih WFO, dan 14,3% memilih WFH.
Jadi, Apakah opsi WFO atau Hybrid WFO-WFH sudah aman dilakukan?
