Sudah pernah cek laporan laba rugi perusahaanmu? Jangan salah loh Stellars, penjualan banyak bukan berarti bisnismu pasti profit. Bisa jadi selama ini bisnismu merugi karena tidak menghitung beban dan pendapatan dengan benar...
Nah, bagi Stellars yang belum punya akuntan pribadi atau bahkan sama sekali gak punya pengalaman di bidang keuangan, kita bakal kasih tau nih cara membuat laporan profit and loss dengan mudah.
Sebagai gambaran, ada 6 tahapan yang akan kita lakukan untuk membuat laporan laba dan rugi, yakni sebagai berikut:
Yuk kita jelaskan dengan sederhana cara membuat laporan profit and loss sekaligus berkenalan dengan item-item apa saja yang ada dalam laporan profit and loss.
Materi ini dibawakan oleh Putri Andamdewi (Co-Founder & Creative Director SARE / Studio) dalam kelas Stellar Learning Event. Simak di bawah ini!
TAHAP 1a: MENGANALISIS PENDAPATAN
Terdapat dua jenis pendapatan yang diperhitungkan dalam laporan laba rugi, yaitu:
A. Pendapatan dari penjualan produk atau jasa perusahaan
B. Pendapatan lain-lain (pendapatan bunga, pendapatan sewa, atau pendapatan consignment)
Pastikan kamu menganalisis seluruh pendapatan yang dimiliki oleh bisnismu. Kemudian jumlahkan semua menjadi pendapatan total untuk selanjutnya kita hitung dalam perhitungan laba kotor.
TAHAP 1b: MENGANALISIS BEBAN
Untuk beban, terdapat dua jenis beban yang diperhitungkan dalam laporan laba rugi, yaitu:
A. Direct Cost/Cost of Sales (Beban Langsung)
Ini adalah beban yang berhubungan langsung dengan produk/jasa yang kita jual.
Ciri dari beban ini adalah jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya produk yang terjual.
Bila dilihat berdasarkan kategori barang yang dijual, direct cost memiliki nama lain yaitu, Harga Pokok Penjualan / Cost of Goods Sold (untuk perusahaan penjual produk) dan Cost of Service (untuk perusahaan penjual jasa).
B. Indirect Cost/Overhead Cost (Beban Operasional)
Ini adalah beban yang bersifat tetap dan tidak berhubungan dengan produk/jasa yang kita jual.
Jadi, seberapa banyak pun produk yang kita jual, beban ini tidak akan bertambah.
Namun bukan berarti beban ini akan hilang ketika kamu tidak menjual produk yaa..
Justru, beban ini akan tetap ada meskipun kamu tidak menjual produk, contohnya: beban gaji karyawan. Kamu bisa lihat di bawah ini untuk tahu jenis-jenis beban lebih jelas yaa..
TAHAP 2: MENGHITUNG LABA KOTOR
Laba Kotor (Gross Profit) adalah laba atau keuntungan yang didapatkan oleh sebuah bisnis atau perusahaan setelah dikurangi biaya yang diperlukan dalam pembuatan dan penjualan produknya, atau biaya yang dibutuhkan dalam penyediaan layanannya.
Dalam perhitungan Laba Kotor, hanya ada 2 aspek yang digunakan yaitu Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan. Berikut rumus cara menghitungnya:
Laba Kotor (Gross Profit) = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan
Contoh:
Pendapatan : Rp. 20 Juta
Harga Pokok Penjualan: Rp. 15 Juta
Maka, laba kotor yang dihasilkan ialah Rp. 5 Juta.
Apa itu Periode Perbandingan (Comparative Period)?
Laporan profit and loss dibuat untuk mengetahui keadaan finansial perusahaan dalam periode tertentu.
Nah, untuk menilai apakah perusahaanmu lebih untung atau lebih rugi dibandingkan tahun lalu, kita harus melihat dari periode perbandingan yang ada dalam laporan profit and loss.
Berikut contoh bentuk perhitungan periode perbandingan dalam laporan profit and loss. Bila dari hasil perhitungan periode perbandingan tersebut terdapat kenaikan profit, maka bisa disimpulkan perusahaanmu mengalami growth!
TAHAP 3: MENGANALISIS GROWTH MARGIN LABA KOTOR
Untuk menghitung Growth yang telah dijelaskan di atas, ini saatnya kita menggunakan perhitungan margin laba kotor. Rumusnya ialah berikut
Lalu, bagaimana bila Growth dan Margin Laba Kotor Kurang Bagus? ini saatnya untuk memaksimalkan margin laba kotor!. Margin laba kotor bisa dimaksimalkan dengan cara:
A. Menaikan Pendapatan
B. Menurunkan Harga Penjualan Produk
Dengan begitu perusahaanmu akan menghasilkan margin laba kotor yang lebih besar.
TAHAP 4: MENGHITUNG LABA OPERASIONAL
Laba operasional ialah laba yang kita dapatkan dari pendapatan setelah dikurangi oleh beban langsung (direct cost) dan beban operasional (indirect cost). Untuk menghitung laba operasional kamu bisa menggunakan rumus berikut ini:
Laba Operasional = Laba Kotor - Beban Operasional (Indirect Cost)
TAHAP 5: MENGANALISIS GROWTH MARGIN LABA OPERASIONAL
Nah, setelah mendapatkan perhitungan laba operasional. Mulailah melakukan perhitungan periode perbandingan seperti yang sebelumnya telah kita lakukan tadi.
Ini dilakukan untuk melihat growth dari margin laba operasional perusahaanmu. Berikut contoh perhitungan periode perbandingan laba operasional:
Bila sudah selesai, kamu bisa mulai menghitung growth dengan menggunakan rumus berikut ini:
Nah, bila perusahaanmu tidak menunjukan growth yang baik atau mungkin justru menurun, ini saatnya untuk memaksimalkan margin laba operasional dengan cara:
A. Menaikan Laba Kotor
B. Menurunkan Beban Operasional
C. Menaikan Pendapatan
TAHAP 6: MENGHITUNG LABA BERSIH
Tahap terakhir ialah menghitung laba bersih. Laba bersih adalah laba yang didapatkan setelah dikurangi pajak dan juga beban-beban yang ada sebelumnya.
Berikut rumus untuk menghitung laba bersih:
NOTES FOR STELLARS!
Itu dia Stellars cara untuk menghitung laporan profit and loss secara mandiri. Supaya perhitunganmu jelas dan terperinci, pastikan untuk memisahkan antara rekening pribadi dan rekening bisnis.
Sehingga tidak ada transaksi yang tercampur dan hasil perhitunganmu akurat. Selamat mencoba Stellars! (GG).
BACA JUGA:
MUST WATCH VIDEO!
Listen #MTFPodcast on Spotify
Â
Comments